Tentang Ane

Friday, September 4, 2015

Curhat ki (Part 1)



Pukul 15.26 – Perpustakaan

Wah, udah lama juga ga nulis apa2. Karena kemarin2 Microsoft Word udah dipenuhin ama tugas akhir tercinta. Nah, sekarang mumpung lagi selo, ngisi catetan ini lagi aah.  

            Kisah bermula di awal semester ini. Terhitung pada bulan Agustus kemarin, ane udah resmi memasuki semester 9 perkuliahan. Wow, cepet banget rasanya. Di semester ini, Alhamdulillaah ane udah ga ngambil makul lagi. Di KRS pun hanya ada 1 kata yang masih mengisi tabel “Mata Kuliah”, yakni suatu tugas akhir yang bernilai 6 SKS. Skripsi gaan. Yak, tugas akhir yang kerapkali jadi bahan omongan mahasiswa tua, dan jadi bahan gunjingan mahasiswa muda ini emang unik. Karena di tahap ini, dunia para mahasiswa seolah makin terlihat gap-nya. Dari yang dulunya sering jalan bareng, belajar bareng, kuliah bareng, setelah masuk skripsi.. pada pisah sendiri2. Wajar sih, hal ini karena emang kegiatan yang jadi “perekat” (misal: kuliah) kayak dulu udah ngga ada. Jadi tiap orang mencari jalannya sendiri. Ada yang tetep bareng, ada yang misah, ada yang ilang, ada yang tambah ilang (kayak ane, hahaha), ada yang cepet, ada yang lambat, ada yang lancar, ada yang tersendat, dll. Meski demikian, mereka semua tetep ngadepin satu musuh yang sama; RASA MALES. Nah lo ! Semangat yak teman2 ! Mari kita sikat musuh ini, dan menang. Membanggakan para donatur utama beasiswa kita: Beasiswa Babe Bangga dan Beasiswa Mama Peduli. Ngehehe.
 
Bersambung ~

Curhat ki (Part 2)

Sambungane ~ (halah sok2an kowe iq)

          Akhir-akhir ini ane juga seneng banget. Karena selain diberi anugerah kelancaran mengerjakan si tugas akhir, ane juga diberi anugerah lain. Yakni dengan adanya “Si Mbak”. Hehehe. Si Mbak ini juga lah yang dari dulu nyemangatin ane buat cepet ngrampungin kuliah. Dan nyatanya, ane masih on fire sampe sekarang. Big thanks to you. Dan semoga setelah semua ini selesai, kita masih diberi keteguhan hati untuk menjalankan semua rencana kita. Meski tak memungkiri, masih banyak yang perlu diperbaiki dari diri masing-masing. Namun pada akhirnya, semua hal yang baik pasti bisa dipelajari, dan dilewati dengan lancar. Yang dibutuhkan hanya: sabar, usaha, dan doa. 

(1)   Sabar. Karena tanpa kesabaran, manusia rentan akan konflik, marah, emosi. Kena masalah deh. Padahal yang namanya problem-solving hanya bisa dicapai dengan kepala dingin. Sabar juga berarti mental kita kuat dalam menghadapi tekanan. Kalo lagi terintimidasi/pusing kena masalah, dengan sabar, kita masih sempet mikir dulu, sebelum memutuskan reaksi yang tepat. 

(2)   Usaha. Ya aksi dong. Kalo udah dipikirkan/direncanakan, just do it. Kendalanya disini, sama kayak skripsi. Males. Ya makanya harus saling mengingatkan, alhamdulillaah kalo ada temen deket yang bisa ngingetin. 

 (3) Doa. Di dunia ini, ga ada yang bisa gerak, kecuali dengan seizin Allah. Yap, so be it. Kita minta kepada Allah SWT. Tapi ga cuman minta, kita musti mengabdi kepada-Nya. Dan kendala di poin ketiga ini lebih berat daripada poin kedua. Karena itu, musti butuh usaha ekstra keras buat bisa njalanin poin ketiga ini dengan sukses. Ane sendiri bilang gini, karena emang ane masih belum termasuk orang baik, apalagi religius/paham agama. Tapi selagi masih bisa belajar, mari usaha untuk belajar. Semoga istiqomah wae lah. Aamiin.
    

Semoga kita dapat dipersatukan di masa depan, dan semoga itu yang terbaik. 
Not easy, but not impossible, either. As long as we keep running, and becoming better everyday (both for ourselves, and people around us).
 

Saturday, July 25, 2015

Review: Eternal Sunshine of the Spotless Mind


            Setelah browsing2 kemarin, akhirnya ane nemu film yang pengen coba ane tonton. Judulnya Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Ah, dari judulnya aja, ane udah ga mudeng. Tapi dari ngliat beberapa review di internet, katanya bagus nih film. Daan download, langsung tonton.

            Film ini dimulai dengan menceritakan secuil rutinitas sang tokoh utama, Joel (Jim Carrey). Joel merupakan pegawai kantoran biasa, dengan kehidupan sosial dan rutinitas yang biasa pula. Namun di suatu pagi, Joel tiba2 lari dari kereta dimana ia harusnya berangkat. Ia berlari ke arah gerbong lain. Sebuah kereta menuju Montauk. Joel bingung kala itu. Ia jarang mengikuti instingnya, dan melakukan sesuatu hal dgn tiba2. “I’m not an impulsive person…”, gumamnya. Sesampainya di Montauk, ia hanya berjalan, berkeliling, ke pantai, pertokoan. Namun yang aneh adalah dia kerap kali berpapasan dengan wanita berambut biru. Merasa keduanya kerap berpapasan, wanita berambut biru dan Joel pun berkenalan. Ia bernama Clementine (Kate Winslet). Mereka pun berbincang sepanjang kereta berjalan ke arah kota asal mereka. Yap, ternyata mereka tinggal di kota yang sama. Selang beberapa lama, mereka pun menjadi lebih akrab. 

kenalan (lagi)
            Scene berikutnya dimulai saat Joel menangis. Clementine ternyata menjalani sebuah prosedur medis; penghapusan memori tentang Joel, setelah sebelumnya mereka sempat bertengkar hebat. Joel yang sakit hati pun kemudian mendatangi sang dokter untuk menjalani prosedur yang sama. Namun dikala prosedur berjalan, Joel ternyata mengubah niatnya. Prosedur tersebut sendiri dilakukan dengan cara si pasien masuk ke alam bawah sadarnya. Ia kemudian mengulang kembali satu demi satu memori yang pernah ia jalani bersama “target” yang ingin dihapus. Dengan kata lain, ia mengulang lagi memori yang pernah ia jalani bersama Clementine. Hanya bedanya, setelah satu memori usai, maka "Clementine" akan hilang dari ingatan Joel. Hal tersebut berulang terus menerus hingga Joel akhirnya lupa sama sekali siapa Clementine. Namun di tengah perjalanan, Joel mengubah niatnya. Karena ada 1 memori manis yang tidak ingin Joel lupakan. Akhirnya, ia dan “imajinasi Clementine” dalam pikirannya mencoba berbagai cara agar memori Clementine di otaknya tak terhapus. 

 
prosedur penghilangan ingatan
        Saat yang mengharukan terjadi dikala mereka berdua sudah tak bisa lagi bersembunyi dari “the eraser”, Stan (yg jadi Hulk di Avenger) dan Dr. Howard (Tom Wilkinson). Mereka telah berada di ujung tanduk, mereka sampai pada memori pertama mereka berkenalan; di pantai (bukan di kereta, sebagaimana scene pertama tadi). Joel dan “imajinasi Clementine” sadar bahwa memori tentang gadis tersebut akan segera hilang dari otak Joel. Mereka kemudian saling bertatapan, sembari “imajinasi Clementine” berbisik pelan pada Joel. “Meet me at Montauk”. 

            Disinilah penonton (ane) mulai ndomblong, dan cuman mengernyitkan dahi, sembari bilang, “hah ??”. Karena saat prosedur selesai, Joel ternyata berangkat kerja seperti biasanya. Namun saat menunggu kereta, ia tiba2 lari menuju kereta lain…tujuan Montauk. Ya, kembali ke scene pertama. Kelanjutannya dapat dibaca lagi pada paragraph pertama disini.

            Di saat bersamaan, kantor Dr.Howard (dokter yang ngilangin memori), ternyata ada konflik. Sehingga sang asisten mengembalikan semua catatan wawancara pasien sebelum memorinya dihilangkan. Termasuk rekaman Joel dan Clementine yang ternyata sebelumnya telah menjalani hubungan selama 2 tahun. Mereka yang saat itu baru saja berkenalan (lagi), mendengarkan kaset wawancara mereka dahulu, bergantian. Bagaimana Clementine marah terhadap Joel, sehingga ia memutuskan untuk melupakannya. Dan bagaimana Joel sakit hati karena Clementine sudah melupakannya hanya karena konflik.

Joel dan "imajinasi Clementine"
            Clementine pun menyesal, kemudian menangis dan berkata pada Joel, bahwa ia akan meninggalkan Joel seperti sebagaimana mestinya. Namun Joel mengejar gadis tersebut. Clementine lalu mengatakan padanya bahwa hubungan mereka akan selalu penuh dengan kekurangan. Karena Joel dan Clementine adalah manusia yang berbeda, dan mereka penuh dengan kekurangan, “I’m not perfect !”, ujarnya. Namun kemudian Joel tersenyum, sembari berkata “Okay”. Dan sedetik kemudian, mereka berdua menangis sembari tertawa, “okay, okay”. Tertawa, sambil menyadari bahwa kekurangan mereka lah yang menjadikan mereka dapat saling melengkapi. 

            Film ini juga memberikan hikmah bahwa destiny has its own path. Bahwa sejauh apapun Joel dan Clementine menjauh, mereka tetap dapat dipertemukan kembali. Bahkan sebelum Joel hilang ingatan, sesuatu membisikkannya, “Meet me at Montauk”. What a mystery, right ? but oddly, I believe that. Nothing is just a coincidence, and everything happens for a reason.

Oh, God. How I miss her…