Tentang Ane

Wednesday, January 29, 2014

Pak Husein

        Siang itu masih sama layaknya hari kerja biasa. Banyak pria dan wanita berpakaian putih panjang berseliweran di ramainya lorong RS. Sardjito. Sembari berpapasan dengan para dokter tersebut, Fulan menengadah ke atas, melihat cerahnya biru putih langit. "Hari yang cerah untuk donor darah" ujarnya dalam hati.

        Fulan pun berjalan perlahan, masuk ke Unit-Entah-Apa-Namanya yang mengurusi transfusi dan hal lain yang berhubungan dengan kebutuhan darah. Sembari mengantri, ia mengobrol dengan seorang pria paruh baya. Dalam momen ini ternyata Fulan mendapati bahwa lawan bicaranya ternyata mempunyai sesuatu yang menarik. Beliau mempunyai semangat yang luar biasa dalam menolong orang, meski hanya berbekal darah yang disumbangkannya tiap 3 bulan sekali. 

        Pak Husein, demikian orang memanggilnya, merupakan tukang becak yang mempunyai pengalaman pahit terkait kesehatan. Istrinya selama 8 tahun merupakan pasien di RS Sardjito. Beliau mengidap lupus, sebuah penyakit yang disebabkan oleh terlalu banyaknya antibodi di tubuh seseorang, hingga membuat antibodi tersebut bukannya melindungi, namun malah menggerogoti tubuh orang tersebut. Dengan sabar pak Husein menunggu, membiayai, dan mendoakan istrinya selama 8 tahun. Selama itu pula tukang becak tersebut sadar betapa berharganya kesehatan, hingga kemudian mulai beliau mulai merutinkan kebiasaan mudanya, yakni donor darah. 

MARI BERBAGI :)

        Dalam obrolan itu pula Pak Husein mengatakan kepada Fulan bahwa hal yang menyebabkannya makin rutin mendonorkan darahnya adalah suatu Hadits/ayat Al-Qur’an (sori lupa, hehe), yang berkata bahwa makin banyak seseorang bersodaqoh, maka urusannya di dunia maupun di akhirat akan dipermudah. Namun sayang, pada akhirnya sang istri tidak dapat diselamatkan. Beliau meninggal dengan damai pada Oktober 2012 lalu. Meski demikian, Pak Husein tetap menerima semuanya dengan lapang dada. Ia tetap berpegang teguh pada prinsipnya dalam bersodaqoh dan menolong orang lain. 

        Mendengar kisah tersebut, Fulan tertusuk diam. Selama ini ia bukanlah termasuk orang yang sering bersodaqoh. Namun menurut pak Husein pula, bersodaqoh tak hanya melulu dengan uang. Melainkan dapat dengan apa saja yang kita punya, termasuk darah. 

Keren banget sampeyan pak !


No comments:

Post a Comment