Tentang Ane

Monday, March 24, 2014

Selamat Jalan Pahlawan

         Senin kemarin ane ditelpon ama bapak. Beliau memberitakan kepada ane bahwa mbah udah sakaratul maut di RS. PKU. Ane yang kaget pun kemudian bergegas pulang ke Solo setelah sholat ashar. Pukul 6.00 sore ane masuk ke PKU, langsung menghampiri kamar mbah. Ternyata beliau udah diberikan CPR oleh suster. Berulang-ulang. Hingga akhirnya grafik detak jantung beliau pun datar. Tak ada detak. Innalillaahi wa inna ilaihi roji’un. Mbah meninggal pukul 18.30 di RS PKU pada usia 91 tahun L
Semoga amal ibadah beliau menjaganya di alam barzah kelak.

        Saat ane dan pakde2 mempersiapkan pemakaman beliau, tibalah pada satu sesi dimana mereka akan menuliskan riwayat hidup mbah Atmowahyono. Ane terperangah. Tanpa ane ketahui, ternyata mbah adalah sosok yang amat hebat. berikut kira2 isi riwayat hidup dan perjuangan beliau:
·   Alm. Atmowahyono lahir di Kalisige, Karakan, Weru, Sukoharjo pada tanggal 23 (atau 22) Juni 1923.

·      Pada usia 13 tahun, beliau mengenyam pendidikan pertamanya, yakni di Ponpes Tegalsari Surakarta.

·      Setelah tamat dari Ponpes, beliau bekerja di Departemen Keagamaan Sukoharjo.

·       Kemudian berpindah ke Departemen Penerangan hingga pension pada tahun 1979.

· Pasca pensiun, beliau kemudian menjadi guru Kemuhammadiyahan di MTs dan MAN Muhammadiyah Weru. Terakhir diketahui, pada tahun 1985 beliau masih mengajar. Dengan kata lain, beliau bekerja secara formal hingga usia 62 tahun.

·     Selepas menanggalkan posisi guru, mbah Atmo beralih profesi menjadi petani dan peternak kambing ayam hingga hari tuanya.

·   Sedangkan dalam catatan perjuangannya, beliau termasuk salah satu pendiri dari Muhammadiyah cabang Weru, Sukoharjo (1963), Baitul Maal wa Takmil (BMT) cabang Weru dan cabang Karangtengah. Selain itu mbah Atmo juga termasuk pendiri IPHI cabang Weru serta sekolah2 Muhammadiyah di Weru.  

·    Pada tahun 1950an, mbah Atmo juga pernah menjabat sebagai Ketua Masyumi (organisasi Islam zaman Jepang), hingga akhirnya dijebloskan ke penjara karena beliau dituduh berafiliasi dengan DI-TII. Mbah putri pun tetap rajin menjenguk mbah Atmo di penjara.

      Ternyata luar biasa sekali perjalanan hidup mbah. Sayang, ane sebenernya terpukul juga waktu itu. Melihat kenyataan bahwa ane mengenal mbah, ayah dari ibu ane, seseorang yang telah tinggal seatap bersama keluarga ane sejak 3 tahun yang lalu, justru setelah beliau tiada. Haaaahh..

           
Meski demikian, sebisa mungkin ane akan meniru jejak perjuanganmu, pahlawanku.
4 GENERASI

Thursday, March 6, 2014

Petualangan

Perjalanan...
Petualangan...
Rintangan...
Tujuan...
Belakangan ane terbayang lagi akan kata-kata diatas. Kata yang mengingatkan ane pada berbagai petualangan yang pernah ane lakukan. Baik sendiri maupun bersama kawan. Jauh dekat tak masalah, asal dapat dinikmati dan dimaknai.

Terbayang pula, di masa depan ane tetap ingin berpetualang. Kemanapun. Menikmati alam, menikmati manusia, menikmati budaya. Hingga mencintainya.

Dari wilayah lokal; mendaki gunung, menyambangi pantai, menyelami laut, menyusuri gua, menjelajahi kota dan desa, meraba wajah nusantara.
Hingga wilayah internasional insya Allaah; mendatangi tempat baru, mengunjungi budaya yang belum pernah ditemui, menyapa pria dan wanita dari antah berantah.
pertama kali munggah, taun 2010. hahaha.
Oh ya, ada satu lagi sebenarnya petualangan yang ane impikan. Entah mungkin hal ini terlalu imajinatif atau apalah sebutannya. Yang pasti hal ini merupakan hal yang luar biasa menurut pemikiran ane (sekarang). Yakni umroh ke Tanah Suci dengan mengendarai motor gede ! haha !

Ane terfikir hal ini setelah dulu menonton dua film berjudul Le Grand Voyage dan The Way. Dua film ini berkisah tentang perjalanan yang dilakukan seseorang demi “meng-utuh-kan” sisi pribadi serta spiritual diri mereka. Dalam Le Grand Voyage, dikisahkan seorang ayah serta seorang putranya melakukan perjalanan haji dengan amunisi seadanya. Hanya sebuah mobil, paspor plus visa, perlengkapan pribadi, serta uang yang pas-pasan. Sepanjang perjalanan mereka melalui berbagai rintangan, mulai dari rintangan fisik berupa badai salju, hingga rintangan batin seperti perkelahian ayah dan anak ini.
lumayan bagus
"mengapa tak haji menggunakan pesawat yah ?"
"haji adalah perjalanan spiritual, makin sulit perjalanannya, makin besar manfaatnya"
Sedangkan dalam The Way, dikisahkan seorang ayah yang kehilangan anaknya. Sang putra meninggal dalam perjalanan “pilgrimage”-nya dari Saint Jean, Prancis, menuju Katedral Santiago de Compostella di Spanyol. Sang ayah yang shock mendengar berita ini, bergegas menuju Saint-Jean untuk membawa jenazah putranya pulang. Namun setelah mengetahui motif sang anak melakukan perjalanan tersebut, sang ayah pun merasa harus menyelesaikan perjalanan spiritual yang dimulai oleh putranya. Sepanjang perjalanan 800 km yang harus ditempuh dengan berjalan kaki ini, si ayah bertemu beberapa kawan yang akhirnya mengubah wajahnya. Mereka menerbitkan kembali senyum di wajah si ayah yang telah lama hilang.
filmnya ga bagus2 amat. tapi landscape lokasi syutingnya luar biasa
Tom sedang berduka atas kematian Daniel
Hahaha. Kalo dipikir-pikir ngimpi juga pikiran ane tentang umroh tadi. Tapi gapapa, mimpi kan gratis tho ? mumpung masih bisa gitu lho.