Tentang Ane

Friday, September 5, 2014

Catatan KKN Eps.2; Adaptasi

11 juli di pagi hari. Semuanya sibuk. Banyak orang berbaju “KKN” yang mondar mandir di deket kontrakan. Di dalem kontrakan pun sama halnya, Bayek, Adi, Lingga, semua sama sibuknya. Karena hari ini adalah hari penerjunan kami, para makhluk semester 6 keatas. Ane ga mau kalah juga lah, semua udah ane check list biar ga ada yang ketinggalan. Sarung, pakaian, obat-obatan, buku, laptop, bahkan hingga matras ane bawa. Memang diantara barang sehari-hari tersebut, ane nyelipin beberapa barang peralatan untuk pendakian. Tujuannya apa ? ya buat naik gunung besok pas KKN laah. Kan mumpung deket, hahaha. Tapi itu baru rencana sih… realisasinya ? entahlah ~

Jam telah menunjukkan pukul 8.30, saatnya kami berangkat. Berbondong-bondong kami menaiki bis sewaan yang udah dicariin Adib cs. Beraneka ragam barang ada disini. Mulai dari TV, kasur lipet, hingga koper luar biasa besar-nya mbak Disti yang ane kira kulkas.

sekelumit dari Dusun Samiran

Sesampainya di Selo, kami turun di Kecamatan. Rencananya sih kami akan “disambut” oleh pihak kecamatan disini. Dan benar saja, unit kami, JTG-53 yang bertugas di Samiran, bersama unit JTG-sekian (maaf, ane lupa) yang bertugas di Lencoh digiring ke aula untuk acara penyambutan. Tak lama kemudian, kami pun duduk rapi sembari mendengarkan sambutan dari Pak Camat. Beliau kemudian bercerita panjang lebar mengenai garis besar keadaan wilayah Selo. Bahwa tempat KKN ane selama 2 bulan kedepan ini terletak di ketinggian 1500an meter DPL. Dimana mata pencaharian utama penduduknya terdapat di sektor pertanian. Beliau juga menceritakan salah satu permasalahannya disana, yaitu menghadapi salah satu fenomena alam yang unik. Yakni “Nikah Dini”. Wowow.. Rupanya di salah satu dusun, fenomena ini marak adanya. Banyak para cewek yang udah lulus SMP, langsung pada lanjut nikah. Pak Camat pun melanjutkan,”Jadi kalo mbak-mbak ini ketemu sama kelompok masyarakat yang seperti itu, bisa jadi mbak-mbak semua ini udah dianggap perawan tua ! Belum laku”. Hahahaha. Sontak kami semua pun tertawa.

        Sepulang dari kecamatan, kami langsung lanjut ke pondokan yang akan menjadi “rumah” kami selama 2 bulan kedepan. “BLM” sebutannya, singkatan dari “Balai Latihan Masyarakat”. Disini kami mulai bersih-bersih, observasi lingkungan, serta adaptasi terhadap suhu dingin pegunungan Selo. Bayangin aja, suhu disini berkisar sekitar 15o an celcius. Airnya kayak air es broo. Warga sini pun kebanyakan memakai jaket kemanapun mereka pergi. Seolah jaket menjadi pengganti baju sebagai pakaian terluar dari tubuh. Hehe, dingin sih soalnya.

         Tak terasa, petang pun datang. Kami berbuka puasa bersama untuk pertama kalinya disini. Ah, mungkin lebih tepatnya, “berbuka puasa bersama KELUARGA BARU…”. Karena nantinya selama ±2 bulan, kami semua -3 sub unit- akan tinggal bersama dalam 1 pondokan sebagai keluarga. Yap, sebuah keluarga besar yang menjadi bagian dari Desa Samiran.
pas masang spanduk. Ada DPL kami, pak Nanung, juga lho


"rumah" kami di Samiran. indahnya luar biasa

No comments:

Post a Comment