11
juli di pagi hari. Semuanya sibuk. Banyak orang berbaju “KKN” yang mondar
mandir di deket kontrakan. Di dalem kontrakan pun sama halnya, Bayek, Adi,
Lingga, semua sama sibuknya. Karena hari ini adalah hari penerjunan kami, para
makhluk semester 6 keatas. Ane ga mau kalah juga lah, semua udah ane check
list biar ga ada yang ketinggalan. Sarung, pakaian, obat-obatan, buku,
laptop, bahkan hingga matras ane bawa. Memang diantara barang sehari-hari
tersebut, ane nyelipin beberapa barang peralatan untuk pendakian. Tujuannya apa
? ya buat naik gunung besok pas KKN laah. Kan mumpung deket, hahaha. Tapi itu
baru rencana sih… realisasinya ? entahlah ~
Jam
telah menunjukkan pukul 8.30, saatnya kami berangkat. Berbondong-bondong kami
menaiki bis sewaan yang udah dicariin Adib cs. Beraneka ragam barang ada
disini. Mulai dari TV, kasur lipet, hingga koper luar biasa besar-nya mbak
Disti yang ane kira kulkas.
sekelumit dari Dusun Samiran |
Sesampainya
di Selo, kami turun di Kecamatan. Rencananya sih kami akan “disambut” oleh
pihak kecamatan disini. Dan benar saja, unit kami, JTG-53 yang bertugas di
Samiran, bersama unit JTG-sekian (maaf, ane lupa) yang bertugas di Lencoh
digiring ke aula untuk acara penyambutan. Tak lama kemudian, kami pun duduk
rapi sembari mendengarkan sambutan dari Pak Camat. Beliau kemudian bercerita
panjang lebar mengenai garis besar keadaan wilayah Selo. Bahwa tempat KKN ane
selama 2 bulan kedepan ini terletak di ketinggian 1500an meter DPL. Dimana mata
pencaharian utama penduduknya terdapat di sektor pertanian. Beliau juga
menceritakan salah satu permasalahannya disana, yaitu menghadapi salah satu
fenomena alam yang unik. Yakni “Nikah Dini”. Wowow.. Rupanya di salah satu
dusun, fenomena ini marak adanya. Banyak para cewek yang udah lulus SMP,
langsung pada lanjut nikah. Pak Camat pun melanjutkan,”Jadi kalo mbak-mbak ini
ketemu sama kelompok masyarakat yang seperti itu, bisa jadi mbak-mbak semua ini
udah dianggap perawan tua ! Belum laku”. Hahahaha. Sontak kami semua pun
tertawa.
Sepulang dari
kecamatan, kami langsung lanjut ke pondokan yang akan menjadi “rumah” kami
selama 2 bulan kedepan. “BLM” sebutannya, singkatan dari “Balai Latihan
Masyarakat”. Disini kami mulai bersih-bersih, observasi lingkungan, serta
adaptasi terhadap suhu dingin pegunungan Selo. Bayangin aja, suhu disini
berkisar sekitar 15o an celcius. Airnya kayak air es broo. Warga
sini pun kebanyakan memakai jaket kemanapun mereka pergi. Seolah jaket menjadi
pengganti baju sebagai pakaian terluar dari tubuh. Hehe, dingin sih soalnya.
Tak
terasa, petang pun datang. Kami berbuka puasa bersama untuk pertama kalinya
disini. Ah, mungkin lebih tepatnya, “berbuka puasa bersama KELUARGA BARU…”.
Karena nantinya selama ±2 bulan, kami semua -3 sub unit- akan tinggal bersama
dalam 1 pondokan sebagai keluarga. Yap, sebuah keluarga besar yang menjadi
bagian dari Desa Samiran.
No comments:
Post a Comment