Yep, hari ini ane resmi mempelajari
skill yang super penting, yakni “nyetir mobil”. Skill ini kenapa ane bilang
super penting ? ya jelas, yang namanya orang ga mungkin bakal selamanya naik
motor/sepeda onthel. Pasti bakal bawa yang namanya “mobil” (atau “libom” dalam
bahasa negara Malang). Mobil penting karena ia adalah moda transportasi yang
bisa ngangkut banyak hal. Mulai dari bapak ibu, anak istri, bos, temen2, barang2,
makanan, hewan, pohon, motor, dan buanyak lagi. Jadi dengan punya skill nyetir
mobil, kita dapat dikatakan udah bisa level up menuju ke wujud manusia yang
lebih bermanfaat. Gitu bro. Tapi ya belajar dulu sih. Hehe.
Omong2
soal belajar. Guru kursus nyetir ane kali ini rasanya familiar. Meskipun kami
baru pertama kali ketemu. Orangnya pria paruh baya, tegas, bahkan terkesan
ketus dalam berbicara, dan beliau tak banyak bicara hal yang tidak perlu. Cukup
berikan instruksi dan memperhatikan jalanan, sambil sesekali kakinya bersiap
diatas pedal rem cadangan yang ada di bawah dashboard kiri depan. Kesan ketus
dan pendiam ini mengingatkan ane pada guru motor pertama ane. Yakni pakde X.
Dibandingkan pakde X, mungkin pak guru mobil ini belum ada apa-apanya. Pasalnya,
omongan pakde X ini lebih tegas dan lebih ketus beberapa kali lipat.
Ane
inget pada waktu kelas 6 SD dulu. Di siang hari saat lebaran, ane tiba2
dipanggil pakde X, “He, kamu ! Sini”. Ane pun datang, dan beliau langsung
menginstruksikan ane membonceng di jok belakang vespa. Vespa kemudian berjalan
keluar halaman, masuk ke jalan kecil didepan rumah si mbah. Pakde kemudian
turun, dan hanya dengan lambaian tangan, ia menginstruksikan ane untuk pindah
ke jok depan. Disini ane mulai mencerna bahwa ane bakalan nyoba vespa. Salah satu
varian motor roda dua yang paling susah untuk dikendarai.
Pakde
pun kemudian menginstruksikan ane untuk melakukan ini dan itu; nge-gas kenceng
supaya mesin ga mati, masukin gigi dengan cara muter persneling yang ada di
tangan kiri, dst. Singkat cerita, ane pun kesulitan. (ya kali, anak kelas 6 SD
disuruh belajar vespa tiba2). Namun pakde kemudian memberikan satu keajaiban
yang membuat ane riang bukan kepalang. Karena dalam 2 hari kedepan, ane udah
bisa mengendarai vespa keliling kampung, bahkan mboncengin kakak sepupu ane !!
Apa
rahasia pakde ? tak lain dan tak bukan adalah omongannya yang ketus. Sepanjang latihan,
beliau mengolok dan mem-pressure ane. Namun sepanjang waktu itu pula,
dia pula yang terus menerus mengoreksi kesalahan dan memberikan petunjuk yang
benar bagi ane. Dih, bener2 militan lah pokoknya. Alhasil, karena berhasil
bertahan dari tekanan dan deg-degan selama 2 hari tersebut, pakde berhasil membuat
keajaiban berupa keberhasilannya melatih seorang anak kelas 6 SD untuk bisa
lancar mengendarai vespa.
Apakah
belajar nyetir kali ini juga demikian ? entahlah. Hahaha.