Tentang Ane

Sunday, March 1, 2015

Tantangan ISIS dan Dampaknya Terhadap Umat Muslim Barat


            Beberapa waktu yang lalu, publik dikejutkan oleh sebuah video rilis terbaru dari kelompok teroris yang sedang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini; ISIS. Video singkat yang berdurasi sekitar satu menit ini memperlihatkan adegan tiga orang anggota ISIS yang sedang menyandera seorang tentara Peshmerga Irak Kurdistan. Disini seorang militan ISIS kemudian menyampaikan sebuah pesan yang ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, Negara Prancis dan Belgia, serta kepada Presiden Irak Kurdistan, Massoud Barzani. Pesan tersebut berisi bahwa ISIS nantinya akan menyerang AS, memenggal Obama, dan kemudian menjadikan negara tersebut sebagai salah satu propinsi Daulah Islam. Ancaman serupa juga diberikan kepada Prancis, Belgia, dan Irak Kurdistan. 
            Obama pun merespon ancaman ini dalam pidatonya. Ia mengatakan bahwa AS tak akan ragu-ragu untuk menghancurkan ISIS. Karena prinsip kepresidenan Obama sendiri yang berbunyi, “if you threaten America, you will find no safe haven”, atau “bila anda mengancam Amerika, maka anda tak akan temukan satupun tempat berlindung yang aman”. Dalam ketegangan ini, kedua pihak, baik ISIS maupun AS sama-sama merasa mempunyai kekuatan dan rasa ingin menghancurkan satu sama lain. Namun sebenarnya, kerugian terbesar bukan terletak di salah satu dari kedua pihak tersebut. Kerugian sebenarnya justru nantinya akan dirasakan oleh banyak kaum muslim minoritas di negara-negara Barat. Karena dibalik “tantangan” nya tersebut, sebenarnya ISIS telah mencap diri mereka sendiri sebagai pecinta kekerasan. Dan stigma inilah yang menjadi akar permasalahan Islamofobia di Negara Barat. Makin ISIS bertindak brutal, maka makin kuatlah stigma Islamofobia. Dan hal ini nantinya akan berujung pada dikucilkannya masyarakat muslim minoritas. Kendati mereka sebenarnya hanya merupakan muslim biasa, bukan muslim radikal.
           
Tantangan ISIS
            Dalam video tersebut, ISIS tak hanya menantang Obama selaku pemimpin negara AS, namun juga Prancis dan Belgia. AS ditantang oleh ISIS karena ia dianggap musuh terbesar kelompok teroris ini. Pasalnya, AS merupakan ketua dari kubu koalisi negara-negara yang menentang ISIS. Sedangkan Prancis dan Belgia juga ditantang, dikarenakan keduanya merupakan negara anggota dalam koalisi melawan kelompok teroris tersebut. 
            Selain itu, kelompok teroris yang disebut sebagai “kelompok teroris terkaya” ini juga mengancam Presiden Irak Kurdistan, Massoud Barzani. Barzani diancam karena ia dianggap sebagai “pesuruh” negara Barat. Di akhir video, tampak seorang militan ISIS kemudian memenggal seorang tentara Peshmerga. Sebagai pesan bagi Barzani agar berhenti menyerang ISIS. 
            Obama pun merespon hal ini dengan menyampaikan pidato. Ia mengatakan bahwa AS sangat yakin akan mampu menghancurkan ISIS di Suriah. Pernyataan ini tidak berlebihan, mengingat kapasitas AS yang masih menduduki negara nomor satu dalam hal kekuatan militer. Negara ini juga merupakan anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, serta NATO. Bahkan sebaliknya, yang seharusnya gentar adalah ISIS sendiri. Karena dalam video tersebut, mereka menantang AS dan Prancis yang merupakan anggota tetap DK PBB dan NATO, serta Belgia yang merupakan anggota NATO.

Berimbas ke Umat Muslim

            Kedua pihak tersebut, baik AS maupun ISIS, yakin akan menang. Hal ini menunjukkan bahwa belum ada iktikad untuk menjalankan solusi damai antara kedua belah pihak. Dengan kata lain, dua pihak ini telah bersiap untuk menghancurkan satu sama lain, menambah korban jatuh, dan memperpanjang perang. Namun keduanya memang telah siap akan hal itu. 
            Disisi lain, terdapat pihak lain yang belum siap akan konflik ini. Namun tetap terkena imbasnya. Pihak ini adalah masyarakat muslim yang berdomisili di negara-negara barat seperti AS dan Eropa. Sebelumnya, masyarakat muslim yang merupakan minoritas di Eropa diprediksi akan berjaya karena dapat berkembang pesat ke depannya. Dilansir dari The Telegraph, jumlah muslim di Eropa telah berkembang dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir, dan akan naik dua kali lipat lagi pada 2015. Kemajuan ini mustinya disambut antusias oleh masyarakat muslim Eropa. Namun, pasca terbentuknya kelompok anti-muslim Jerman; PEGIDA, penembakan Charlie Hebdo, dan rilis terbaru video ISIS. Nampaknya perkembangan muslim akan terhambat sekali lagi. Dan masyarakat muslim berpotensi kembali menjadi masyarakat minoritas yang terdiskriminasi akibat stigma radikalisme yang “seolah” menetap pada nama Islam itu sendiri. 

*satu lagi tulisan yang ga dimuat di koran. Rapopooo. Post kene wae lah. Hahaha. Siapa tau ada yang baca dan tertarik buat masuk ISIS *eh menentang ding

No comments:

Post a Comment