Tengah malam. Fulan beristirahat sejenak
dari tumpukan tugas-tugasnya. Ia ingin menghirup napas sejenak, di tengah
terpaan dinginnya angin malam kali ini. Pikirannya melayang-layang, tertiup
angin kemudian mengambang, mengalir kembali ke memori sebulan yang lalu.
Hampir
tigapuluh hari yang lalu, pikiran dan fisik Fulan hanya berdiam di tempat.
Semua dikarenakan perasaannya yang sedang berkecamuk. Pasalnya, ia mendapat
berita yang mengejutkan luar biasa. Berita yang dalam sekejap meruntuhkan
harapannya, menggerus sebagian cita-citanya, dan mengaburkan sebagian pandangan
masa depannya. Yap.
Namun Allah Maha Tahu
apa yang dirasakan hamba-Nya. Fulan pun kemudian diberikan banyak nikmat-Nya. “Alhamdulillaah,
banyaknya nikmat ini pasti untuk menghiburku, serta memberikanku ilmu baru. Allah
memang mengetahui yang terbaik”, katanya dalam hati. Dalam kurun waktu 2
minggu, pikiran Fulan serasa terbebas dari segala beban. Ia hanya bersyukur
telah diberi banyak sekali nikmat oleh Yang Maha Kuasa.
Namun pada minggu ketiga,
pikirannya kembali terbenam, semangat pun juga padam. Fulan pun memutuskan
untuk pulang dikala senggang. Bermacam nasehat yang bermanfaat ia dapatkan di
rumah; dari lisan Ayah dan Ibunya. Mengetahui Ayah dan Ibu selalu mendukungnya,
semangat Fulan pun bangkit. Ia bertekad akan menyingkirkan segala angan yang
tak pasti dari dalam benaknya. Dan sebagai gantinya, Fulan akan fokus belajar
mulai dari sini. Berkat salah satu nikmat-Nya yang diberikan kemarin, Fulan
berhasil dimudahkan dalam mengerjakan tugas akhirnya. Ia optimis dan
bersemangat dalam hal yang satu ini. Kemudian, beberapa target ini dan itu
sudah ia tancapkan dalam benaknya di awal tahun, akan berusaha ia wujudkan
bersama kawan-kawannya.
Kembali ke detik ini ~
Fulan masih tertegun
didepan laptopnya. Ia mengamati bagaimana jari dapat secara bebas dan sinkron
menulis apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Meski tak semua dapat
dituliskan disini. Ia tersenyum sembari melebarkan kedua matanya yang mulai
sayup mengantuk. Ia bersyukur karena telah diberikan skenario yang begitu “cantik”
dari Allah SWT. Mulai dari ia diberikan kesedihan & kekecewaan. Kemudian disusul
dengan pemberian nikmat yang bertubi-tubi. Yang mana selama mendapat beragam nikmat
tersebut, ia dapat belajar mengenai makna hidup, sabar, dan percaya terhadap
takdir Allah SWT; bahwa Ia mengetahui yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Bahwa apapun kehendak Allah, semuanya hanya untuk membuat hamba-Nya bertambah baik, lagi dan lagi.
Fulan tetap mengantuk,
namun masih tersenyum.
Dalam waktu dekat, ia
nampaknya tak akan menaruh kepercayaan besar pada seorang terkhusus. Karena
kepercayaan mahal harganya, dan ia tak untuk diberikan ke sembarang sosok. Ia kini
hanya ingin berfokus kepada kawan-kawan; lama maupun baru, serta
sahabat-sahabat yang telah mendampinginya di kala sedih, ataupun senang. Cukuplah
nampaknya. Selamat malam :)
No comments:
Post a Comment