Tentang Ane

Sunday, April 20, 2014

LK 2 JMF

Selama beberapa hari terakhir, sempat terpikir di benak ane tentang bayang-bayang UTS yang cukup jadi deg-degan karena ane emang belum banyak belajar sampe sekarang. Ada lagi pikiran tentang tanggung jawab kepanitiaan dimana ane ditunjuk jadi koordinator divisi yang ane sama sekali ga pernah sentuh, yakni Hubungan Masyarakat alias Humas. Acara nasional bro, dan udah deket pula, bikin jantung jadi cetar-ceter. Plus, I’m doing this as a first-timer ! Hahaha. But no worries, I believe that’s gonna work out, with teamwork as the key.

Namun beberapa hari lalu, rasa cerah muncul sepintas di tengah kepenatan. Ane di-sms temen bahwa Jamaah Muslim Fisipol (JMF) akan mengadakan Latihan Kepemimpinan (LK) pada hari kamis lalu. “Dateng ah, udah lama ga kumpul. Sekalian refreshing pula”. Yah, meski ane juga kadang rancu sendiri, tentang apakah ane anak JMF atau bukan. Pasalnya, selain agama ane yang pas-pasan, ane juga kurang aktif di organisasi LDF ini. Ane lebih sering ikut acara jalan-jalannya daripada pengajiannya. Hehe. Maaf ya kawan-kawan.

 Singkat cerita, ane akhirnya berangkat pada H+1 acara. Menyusul langsung ke TKP, dikarenakan pada hari H masih ada beberapa hal yang musti diselesaikan. Yup, asek. Ane berangkat bareng Agung, boncengan menyusuri jalan yang bikin galau. Kenapa galau ? Simpel, karena kami gatau TKP, dan dikasi ancer-ancer (petunjuk jalan) untuk mencari Indomaret di tengah belantara Klaten. Kami berdua mikir, “masak ada antek kapitalis di tengah sawah kayak gini yo ?”. Ironisnya, si Indomaret pun ketemu. Hahaha. Alhamdulillaah ga kesasar.

Acara yang digelar 3 hari 2 malam di Klaten ini cukup bermakna dengan berbagai materi yang diberikan. Sedikitnya orang (15 peserta) juga menambah keintiman suasana persaudaraan. *sok tau padahal aku dudu peserta. Tapi wes ben lah. haha. LK sendiri mencapai klimaks di hari ketiga, Sabtu (19/04). Acara hari ini diisi dengan outbound yang berisi bermacam games yang melatih semangat juang serta teamwork mereka. Tawa canda jadi bumbu penyegar siang itu.
teler nunggu peserta dateng ke pos. turu wae lah. kere horee
Bagi ane sendiri, JMF merupakan sebuah hal yang spesial. Ane berani berkata demikian, meskipun termasuk anggota yang kurang aktif. Semua ini karena hal positif yang ane dapatkan selama mengenal ORANG-ORANG di JMF. Pasalnya, anggota organisasi ini spesial. Mereka terdiri dari berbagai macam spesies; berbagai macam karakter; berbagai macam latar belakang. Ada orang alim, berandalan, da’i on fire dalam berdakwah, spesies mahasiswa kere hore, anak ajaib, aktivis politik Islam, dkk. Mereka semua berbeda, namun dengan keberagaman tersebut, ada satu hal yang nampaknya dapat menyatukan mereka semua. Yakni, sebutan “Muslim”, orang Islam. Dengan basis sebutan tersebut, anggota JMF nampaknya dapat saling bertoleransi satu sama lain. Tidak fokus pada perbedaan, namun condong pada persamaan. Misalnya, si A berandalan norak dan geje. Sedangkan si B adalah sosok alim yang lurus hidupnya. Namun kedua sosok ini sama-sama ingin belajar agama. Di JMF, kedua orang ini dapat akur, karena mereka tak fokus pada perbedaan, namun fokus pada persamaan; yakni premis “sama-sama ingin belajar agama”.

foto bareng; peserta-panitia-penggembira. haha
           Dan hal inilah yang tepatnya membuat saya bersyukur telah mengenal orang-orang tersebut. Mereka memberi ruang dan waktu yang tepat bagi tiap orang yang ingin belajar agama. Ane yang notabene masih ga ngerti soal agama, diberi kesempatan untuk belajar via diskusi-diskusi ringan mengenai dasar-dasar agama. Berbeda lagi dengan orang yang telah belajar agama 50%, 60% dst. Fleksibilitas dakwah; dengan banyak cara, inilah yang agaknya membuat anggota JMF mudah diterima di komunitas masing-masing. Tak ada yang kaku, semua mengalir, asal sampai tujuan. Hehehe.

No comments:

Post a Comment