Telat nulisnya gapapa lah ya. Haha
Tepatnya dua hari lalu, terjadilah
fenomena alam yang menggemparkan. Dan ini curhatan pribadi ane.
13 February 2014. Kurang lebih pukul
22.45
Ane masih terbangun di kamar saat tiba-tiba
dari luar terdengar gemuruh. Macam petir, namun terdengar dari jauh, dan amat
jauh. Anehnya, gemuruh petir sewajarnya kan hanya terdengar sepersekian detik. Tapi
suara yang mengganggu ini ternyata bertahan selama 5-10 menit.
Ane pun keluar. Melihat apa yang
terjadi.
“ah, langit cerah”, gumam ane. Namun gemuruh
tersebut masih terdengar jelas.
Sedetik kemudian, tiang besi disamping
ane bergoyang terkejut. “Treeeenggg”.
“wah, jangan-jangan… ini gempa”, fikir
ane.
Namun ternyata tak ada sesuatu yang
terjadi. Dan ane pun kembali kedalam rumah.
Tak lama, hape pun berbunyi. Wah si
iqbal ngasi tau di grup WhatsApp (WA)
bahwa Gunung Kelud, sebuah gunung kerdil di dekat Kediri, telah meletus. Ane yang
kaget kemudian langsung menyalakan TV. Nonton Met*oTV. Benar pula gunung ini
meletus rupanya.
penampakan letusan kelud (dapet dari internet) |
14 February 2014. Pukul 5.00
Ane bangun. Dan tak lama kemudian
melangkah keluar pintu rumah. “WOW, hujan abu !!”. Teringat terakhir kali ane
merasakan hujan abu adalah sewaktu SD, saat Merapi (kalo ga salah) menjalankan
aktivitasnya. Sedangkan untuk hujan abu 2010, alhamdulillaah Solo tidak terkena
dampaknya. Heran ? ya memang. Ane sendiri pun juga. Padahal kala itu, Sragen,
Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten tertutup abu.
depan rumah. pkl 7.30 |
Eniwei, ane pun membangunkan bapak dan
ibu untuk memberitahu fenomena ini. Pagi harinya, ternyata muncul pengumuman
bahwa sekolah dan perkantoran se-Solo diliburkan. Jadilah kami berdiam di rumah
sambil sesekali melihat abu yang turun dari langit. Berharap abu tersebut segera
digantikan oleh air.
gelanggang UGM keliatan kayak turun salju (dari temen) |
berkendara di bunderan UGM mungkin rasanya kayak kena badai pasir yak (dari temen) |
Dalam peristiwa ini, banyak yang
kemudian mengkaitkannya dengan berbagai kemungkinan. Istilahnya adalah “uthak
athik gathuk” atau “cocoklogi”. Biasalah kebiasaan orang jawa yang
menguhubungkan berbagai macam kejadian dengan pertandanya. Misalnya:
- Letusan terjadi pada pukul 22.49. coba kalian lihat Q.S 22 ayat 49.
- Letusan ini pertanda kedatangan “satrio piningit”
- Letusan ini atas kehendak Lembu Suro yang menjadi legenda di daerah Gunung Kelud
- Dsb
Aneh juga menurut ane. Disatu sisi, ane
memuji kepintaran orang jawa dalam menghubungkan banyak hal. Disisi lain, tak
bisakah mereka menganggap ini sebagai sebuah kejadian vulkanik biasa. Toh kita
hidup di wilayah Cincin Api. Semenjak akhir January pun telah ditulis di koran bahwa
terdapat 19 gunung api Indonesia yang statusnya naik menjadi “waspada”.
Dan menurut ane, sebaiknya mulai
sekarang pemerintah memberikan sosialisasi penanganan pertama pada bencana. Bisa
melalui TV, koran, internet, dsb. Masalahnya, pemerintah telah mengetahui bahwa
terdapat banyak gunung yang telah naik statusnya, dan mungkin saja 2,4, atau 6
bulan lagi bakal mengancam. Ditambah pula dua gunung telah meletus sekarang;
Sinabung serta Kelud. Mau tunggu sampai kapan hingga kami, masyarakat yang
rawan bencana, diberi penyuluhan ?
Sedangkan untuk kita sendiri, yang
notabene mempunyai akses untuk belajar penanganan pertama. Harusnya kita
mempelajari apa yang dibutuhkan dan musti dilakukan saat bencana melanda. Semoga saja nantinya bermanfaat untuk sesama.
*oh ya, semoga saja geliat pemilu legislatif dan pilpres besok berpengaruh positif pada para korban bencana alam. hehehe
#PrayForIndonesia
Prediksi Togel HK Mbah Bonar 16 Januari 2020 Ayo Pasang Angka Keberuntunganmu Disini Gabung sekarang dan Menangkan Ratusan Juta Rupiah !!!
ReplyDelete