“Huff, apaan nih jawabannya…”
“ 6 huruf. Huruf pertama ‘A’ dan huruf ketiga ‘S’. Frase lain dari
istilah ‘tidak masuk akal’”
Siang ini memang ane sedang bersantai, sembari iseng ngisi Teka Teki
Silang (TTS) di koran. Nah, tahukah kalian apa asiknya mengisi TTS ?
Yap. Selain mengasah otak, permainan kecil ini juga membuat bingung dan
penasaran. “Seru” kalo menurut ane. Meskipun kalo udah putus asa, google dapat menjadi
solusinya.
buku TTS dulu gambarnya mbak2 dengan model rambut '90an sekarang tetep sama cuman modelnya korea. HAHA |
Namun kemudian, seseorang mengetuk
pintu depan rumah ane.
“ah, ada tamu” (sembari menghampiri)
Seorang nenek pun berdiri di depan pintu. Beliau adalah tetangga baru ane
yang paling baik hati.
“Le, iki enek sambel pecel karo sambel goreng. Iki lho”
“wah mboten sah repot2 mbah. Maturnuwun nggih.”
“Bapakmu enek le ? ibu piye kabare”
Begitulah. Sosok nenek ini kerap kali memberi tetangganya makanan. Apapun
itu. Beliau senang sekali bila bisa berbagi dan bercerita bersama para
tetangganya. Beliau adalah Mbah Puji.
Meski kehidupannya tergolong sederhana. Mbah Puji tak sungkan dalam
memberi. Kedermawanannnya membuat ane teringat pada orang-orang yang hidup di
daerah pedesaan. Mereka gemar memberi satu sama lain. Bahkan pernah suatu
ketika, ane bersama teman-teman dalam suatu acara kampus, sampai kebingungan
menolak permintaan jamuan makan para warga. Ya, karena memang kami sudah
kekenyangan sebelumnya setelah dijamu oleh salah satu warga desa.
Tradisi seperti ini nampaknya telah usang dan tidak relevan bila kita
melihat kedalam kehidupan mayoritas masyarakat perkotaan.
Disini, individualisme kukuh sebagai pemenang tender kepribadian diri mayoritas
masyarakat. Pagar yang menjulang dan pintu yang tertutup rapat merupakan simbol
dari sikap individualis tersebut.
Di zaman sekarang, seorang yang memberikan sesuatu kepada orang lain
bahkan dapat dianggap sebagai gratifikasi. Atau paling tidak muncul pertanyaan
dari yang diberi “Wah tumben dikasih, lagi pengen apa ni orang dari gue ?”. Ckck.
Memang tidak semua demikian halnya. Ane yakin masih banyak orang-orang
seperti Mbah Puji yang dengan ikhlas memberikan hartanya kepada orang lain
tanpa mengharapkan balas jasa. Sebut saja Anne Avantie sang desainer, Irwan
Hidayat dari Sidomuncul Group, Mark Zuckerberg, Geoge Mitchell, Bill Gates… dan
Mbah Puji tentunya. Hehe
Motif mereka bisa jadi sangat sederhana. Mungkin saja karena rasa senang
dalam membahagiakan orang lain, ingin membantu, ataupun ingin meringankan
penderitaan orang lain. Apapun motif dan niatnya, bila dilakukan dengan ikhlas,
pasti akan memberikan kepuasan tersendiri bagi si pemberi.
Kalo kata seorang pengamen di Malioboro dulu, "ngasih 500 ga akan bikin sampeyan miskin kok, mas"
Jadi, mari memberi selagi kita mampu ! *Prioritas sebenarnya tertuju kepada yang lebih membutuhkan dahulu tentunya.
Kalo kata seorang pengamen di Malioboro dulu, "ngasih 500 ga akan bikin sampeyan miskin kok, mas"
Jadi, mari memberi selagi kita mampu ! *Prioritas sebenarnya tertuju kepada yang lebih membutuhkan dahulu tentunya.
No comments:
Post a Comment