Tentang Ane

Wednesday, April 6, 2016

Kapan Bro ? Kapan ?

Kata ”Kapan” merupakan sebuah kata tanya yang sangat sederhana. Ia terdiri dari 5 huruf yang terdiri dari 3 huruf konsonan dan 2 huruf vokal. “Kapan” biasanya digunakan untuk menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan konsep waktu. Misalnya, “Kapan kita buka puasa ?” atau “Kapan kamu berangkat ke Jogja ?”. Sederhana tho bos ? Ga ada yang spesial jika didengar sekilas. Ane pun awalnya berpikir demikian. Hingga pada suatu ketika, kata ini kemudian tiba-tiba muncul, berkumpul, dan terbang-terbang non-stop di dalam benak ane. Sesekali ia menghilang, namun kadang ia hinggap, tak bergerak, sampai ane menyelesaikan misi yang membawa kata “kapan” tersebut. 

Satu contoh ane alami sendiri sewaktu masuk ke semester 8. Di semester ini, rata-rata anak S1 telah mulai meninggalkan mata kuliah masing-masing dan mulai beralih ke tugas legendaris para mahasiswa. Yakni SKRIPSI. Hahaha, dan hal ini tak terkecuali bagi ane. Namun semester 8 ane sedikit berbeda, karena selain (berniat) ngerjain skripsi, ane juga masih punya tanggungan mata kuliah yang lumayan banyak, serta 2 tanggung jawab lain, yakni nglatih MP di UGM selama 2x seminggu dan kerja part time di Campinavista selama 6x seminggu. Gegara kegiatan ane yang sok sibuk ini, akhirnya “misi” mengawali skripsi pun tak kunjung dimulai. Namun tiba-tiba, entah dari mana, muncul pertanyaan yang diawali dengan kata yang selanjutnya bakalan familiar di telinga ane selama beberapa tahun kedepan. Yap, apalagi selain kata “kapan”. Dimulai dari Pakde dan Bude, “kapan mulai skripsi, le ?” Kemudian lanjut ke Bapak Ibu dengan nada yang sama. Kemudian lanjut ke temen2, “kowe kapan ngajokne judul (skripsi), bro ?”. Kemudian lanjut ke Filda, “mas, kapan skripsi ?”. Oh waow, apparently this is what they called “Semesta Mendukung”. Ucap Alhamdulillaah dan senyumin aja deh. 

Seiring waktu berlalu, ternyata Filda yang paling getol nanyain kata “kapan, kapan, dan kapan”. Sampe bosen ane mungkin dengernya. Namun, rentetan tembakan senapan mesin yang berisi ratusan peluru “kapan” dari Filda tersebut ternyata terbukti efektif dalam pengerjaan skripsi ane. Terbukti dalam kurun waktu bersih 3 bulan, skripsi ane selesai. Kemudian dilanjutkan dengan sidang, revisi, dan wisuda 2 minggu kemudian. Alhamdulillaah, terimakasih juga kepada semua pihak yang udah membantu ane. Di titik ini, ane sedikit lega karena kata “kapan” sudah mulai sirna dari benak ane.   
Bismillah. Masih belajar, Om. (sumbe: motivationquote.co)


Namun ternyata kata ini masih bandel juga. Ia datang kembali sesaat setelah wisuda. Dengan berganti wujud, ia terbang dan mampir lagi ke pikiran, sambil berujar, “Kapan kerja ?” Ow yeah. Ane saat itu masih tenang karena merasa masih punya waktu. Pasalnya, setelah lulus, ane langsung balik ke Solo dan mendapatkan pekerjaan sampingan berupa proyek survey marketing di Solo selama 3 minggu. “Ah, selama 3 minggu ini kan bisa sekalian buat nyari lowongan”, pikir ane. But it’s not as easy as it seems. Karena IPK ane yang pas-pasan, ditambah jurusan kuliah yang unik, ane cukup perlu waktu untuk sekedar mendapatkan panggilan. Tapi tak apa, semuanya kan butuh proses. Asal sabar dan telaten dalam mencari, pasti mendapatkan.

Dan ternyata sampai sekarang, belum dapat juga. Hahaha. Dan pertanyaan “kapan kerja, le ?”, “kowe kapan nyusul (merantau, kerja) ?” masih saja bermunculan. Hanya tak seintensif dulu sewaktu skripsi. Dan ane mbayangin, kalo udah kerja besok. Setelah 1 tahun pasti ditanyain lagi, “kapan nikah ?”. Kemudian 1 tahun setelah nikah, “kapan punya momongan ?”. Bahahaha. Senyumin ajah. Toh itu semua termasuk dalam kategori Semesta Mendukung kok. Sebagai motivasi bagi kita juga agar kehidupan kita terus aktif bergerak, progresif, dan kontributif. 

No comments:

Post a Comment