Tentang Ane

Wednesday, November 16, 2016

Wisuda dan Realita (2)



Alhamdulillaah setelah itu ane selalu lancar dalam seleksi kerja. Jika sanggup lolos berkas, seringkali ane juga lolos seleksi berbagai tahapan selanjutnya. Namun tantangan kedua datang. Sejak awal, ibu ane hanya memberi 1 syarat dalam mencari pekerjaan, yakni IJAZAH GAK BOLEH DITINGGAL. Yap, 1 syarat yang ane kira mudah. Tapi yang tidak ane duga, ternyata buuanyak banget perusahaan yang mensyaratkan untuk kita “menitipkan” ijazah pada mereka. Mungkin ini salah satu strategi mengatasi sifat kutu loncat generasi milenial dalam mencari pekerjaan. Ane sendiri pernah mengalami kejadian awkward terkait hal ini. Pasca survey dan libur lebaran, ane diterima di salah satu perusahaan yang (katanya) bergerak di bidang socio entrepreneur. Bersyukur juga ane, akhirnya setelah sekian lama, diterima juga. Eeh ternyata, setelah menerima surat penawaran kerja, ane dan lainnya diminta menitipkan ijazah. Ane bimbang. Nah sesampainya di rumah, ibu malah marah-marah setelah tau musti ninggal ijazah… yap. I know what to do, and life must go on. *sambil ngelus dada. Pasca kejadian ini, ane tak pernah lupa bertanya tiap sesi interview, dan jika perusahaan mensyaratkan ijazah, ane langsung mengucap minta maaf dan undur diri. 

fakta. hahaha. sumber: 9GAG
Setelah dua tantangan diatas; pertama sok-sok an milih kerjaan dan kedua ijazah, ane ternyata disambut tantangan ketiga. Di tahap ini, ane udah menyelesaikan tahap terakhir di sebuah bank yang cukup besar, serta telah melalui wawancara ke 5 (ya, kelima broo) di sebuah perusahaan farmasi terkemuka. Keduanya tidak mensyaratkan penitipan ijazah, alhamdulillaah. Tapi sayangnya, kabar selanjutnya masih menggantung. Ane pun kembali bingung. Rasanya ingin mengisi waktu dengan freelance survey seperti kemarin, tapi kalau ternyata dapat panggilan, gimana ? sedangkan jika hanya menunggu, bosan juga rasanya. 

Yah, pada akhirnya, ane benar-benar sadar jika rezeki tiap orang memang berbeda-beda. Yang bisa kita lakukan adalah ikhtiar sebaik mungkin, tetap bersyukur, dan jangan pernah sekalipun putus asa atas apa yang kita inginkan. Karena diluar diri kita, masih banyak orang lain yang nasibnya tidak lebih beruntung. Selain itu, Allah SWT pasti menguji hamba-Nya sesuai kemampuan masing-masing. Jadi jika kamu masih merasa diuji, berarti Allah SWT percaya bahwa kamu juga punya kekuatan untuk melaluinya. Bismillaah. We can do this !

yakin bisaa !

Wisuda dan Realita (1)

Suasana wisuda. sumber: wisuda.ugm.ac.id

        “Selamat yaa buat kalian yang wisuda hari ini”. “Semoga sukses selalu, dipermudah dalam hal rejeki ama jodoh”. Aamiin. Doa ini mewakili ane dan segenap umat yang menginginkan kesuksesan bagi kawan mahasiswanya seusai wisuda. Prosesi wisuda pasalnya adalah turning point bagi kehidupan mahasiswa. Titik dimana kita “lepas” dari masa remaja, berlanjut menuju ke masa dewasa. 

            Ibarat video game, kita baru saja menyelesaikan tutorial stage, sebelum memasuki game yang sesungguhnya. Selama tutorial stage, kita sebagai player akan dibimbing, diberi petunjuk, serta diberi permasalahan yang tak terlalu sulit untuk diselesaikan. Sama halnya dengan pendidikan kita dari SD hingga universitas, kita dibimbing, diberi petunjuk, dan telah diarahkan sedemikian rupa. Semua berupaya agar kita dapat survive di dunia nyata, atau game yang sesungguhnya.

Pasca wisuda, biasanya jalan hidup tiap orang makin terlihat jelas. Beberapa contoh diantaranya yakni: 
(1) Ada mereka yang langsung diterima kerja 
(2) Mereka yang memutuskan untuk berwirausaha 
(3) Mereka yang memilih untuk mengabdikan diri bagi masyarakat melalui LSM 
(4) Mereka yang lebih menyukai pekerjaan freelance 
(5) Tentu saja banyak yang lanjut S2 
(6) Namun ada juga mereka yang masih menganggur karena berbagai faktor.

ilustrasi freelancer e nggatheli. wkwkwk. sumber: truelancer.com
          Daan, ane sendiri masuk kategori ke-6, bersama dengan 600 ribuan sarjana lain di Indonesia. Huhu. Akar permasalahan sebenarnya terletak pada perbedaan antara keterampilan yang kita dapat di kampus dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang pekerjaan. “Kenapa bisa beda ? Padahal sarjana kan biasanya cerdas/pinter”. Ya, benar. Namun karena merasa cerdas/pinter tersebut, ekspektasi para sarjana juga menjadi tinggi. Sarjana lebih cenderung melamar di perusahaan ternama atau paling tidak di posisi manajerial. Disinilah dilemanya, baik perusahaan atau posisi semacam ini tidak terlalu membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM). Tapi yang mendaftar disini ? buanyaaak. Maka dari itu persaingan menjadi ketat. Mereka yang lolos, masuk. Yang tidak lolos ? silahkan cari lagi. Ini berdasar pengalaman pribadi soalnya. Hehehe. Memang benar ane pernah berada di zona ekspektasi tinggi tersebut, tapi sekarang sudah beda orientasi. Alias sadar diri. Wkwk.

          Ane sadar bahwa idealisme dalam memilih itu penting. Tapi perhatikan realita yang ada serta tujuan yang lebih jauh. Apakah baik jika mengorbankan waktu yang ada demi mengejar pekerjaan impian yang tak kunjung didapat ? jelas tidak. Sayangnya ane terlambat menyadari hal ini. Ane baru sadar seusai menggarap proyek survey bersama riko, ridha, dkk. Survey kami pasalnya menyentuh banyak sekali orang, tepatnya 2400. Disanalah ane baru sadar bahwa kehidupan ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada mereka yang memang mempunyai rezeki berlebih, namun tak sedikit juga yang keadaannya sedih. Jadi, singkirkan impian sejenak, dan beranikan diri menuju realita baru.

leh uga bos. sumber: 9GAG lah

Saturday, November 12, 2016

Don't Stop Me Now - Queen




Lagu keren yang bikin kita semangat tiap hari !

Don't Stop Me Now Lyric 
 
Tonight I'm gonna have myself a real good time
I feel alive and the world it's turning inside out Yeah!
I'm floating around in ecstasy
So don't stop me now don't stop me
'Cause I'm having a good time having a good time

I'm a shooting star leaping through the skies
Like a tiger defying the laws of gravity
I'm a racing car passing by like Lady Godiva
I'm gonna go go go
There's no stopping me

I'm burning through the sky yeah!
Two hundred degrees
That's why they call me Mister Fahrenheit
I'm trav'ling at the speed of light
I wanna make a supersonic man out of you

Don't stop me now
I'm having such a good time
I'm having a ball
Don't stop me now
If you wanna have a good time
Just give me a call

Don't stop me now ('cause I'm having a good time)
Don't stop me now (yes I'm having a good time)
I don't want to stop at all... yeah!

I'm a rocket ship on my way to Mars
On a collision course
I am a satellite I'm out of control
I am a sex machine ready to reload
Like an atom bomb about to
Oh oh oh oh oh explode

I'm burning through the sky Yeah!
Two hundred degrees
That's why they call me Mister Fahrenheit
I'm trav'ling at the speed of light
I wanna make a supersonic woman of you

Don't stop me
Don't stop me
Don't stop me
Hey hey hey!

Don't stop me
Don't stop me
Ooh ooh ooh (I like it)

Don't stop me
Don't stop me
Have a good time, good time

Don't stop me
Don't stop me

Ooh ooh alright

Ooh I'm burning through the sky yeah!
Two hundred degrees
That's why they call me Mister Fahrenheit
I'm trav'ling at the speed of light
I wanna make a supersonic man out of you

Don't stop me now
I'm having such a good time
I'm having a ball
Don't stop me now
If you wanna have a good time
Just give me a call

Don't stop me now ('cause I'm having a good time)
Don't stop me now (yes I'm having a good time)
I don't wanna stop at all

http://www.azlyrics.com/lyrics/queen/dontstopmenow.html

Curhat Singkat Sabtu Malam



Malam ini rasanya langit bersinar terang. Meski rembulan masih mengintip perlahan dibalik bayang-bayang awan. Yap, malam ini hujan tidak turun, dan aku bersyukur untuk itu. Sebuah anugerah yang sebenarnya kuanggap sepele di musim kemarau. “Taken for granted”, kata orang Barat. Suasana cerah-temaram kali ini sebenarnya adalah gambaran yang “pas” bagi definisi sebuah malam minggu. But not for me.

Selama dua tahun terakhir (mungkin lebih), malam mingguku selalu berwarna. Karena dirimu. Dulu sering kita jalan bersama, berkeliling menikmati romantisnya kota Jogja. Jalan, jalan, dan jalan, sembari mengobrol di antaranya. Sering kita mampir makan di warung kaki lima, mulai dari penyetan, pecel lele, wedang ronde, sampai mie ayam. Haha, khas mahasiswa banget. Sudah jadi tradisi bagi kita untuk bayar masing-masing. Tapi sering juga jika uang beasiswamu menipis, aku yang bayar. Dan sebaliknya, misal aku lupa laporan, sehingga beasiswaku tak turun, maka… (tapi jarang sih terjadi sebaliknya. wkwk).

Di keseharian, kita saling dukung satu sama lain. Ketika IP mu terjun bebas, aku masih disitu untuk menemanimu mengerjakan tugas. Tatkala aku pusing menggarap skripsi, kamu masih disitu, hanya untuk membuatkanku makan siang. Sehingga aku tak usah pergi mencari makan siang ketika fokus mengerjakan di perpustakaan. That was nice. We just knew what we had to do to support one another.

Tapi semua itu lewat sudah. Kita sekarang berada di jalan masing-masing. Kamu dengan segala rezeki dan fasilitas yang melimpah dari Allah SWT. Dan aku dengan segala yang ada dan masih kumiliki. Kini rasanya berbeda, aku hanya berjuang demi masa depan keluarga dan orang tuaku. Masalah jodoh ? Entahlah. Jauh di lubuk hati, kamu masih yang nomor satu. Namun tenang saja, lambat laun aku bisa belajar untuk melupakan dan tetap bergerak maju ke depan. Karena prinsipku adalah “Ambil segala hikmah yang bersifat positif dan buang segala yang terkesan negatif”. Toh ini hanyalah sebagian kecil dari skenario besar Allah SWT bagi masing-masing kita. 3, 5, 10 tahun lagi, keadaan akan berbeda. Dan karakter kita di tahun-tahun mendatang tersebut, tidak lain adalah akumulasi dari segala pengalaman yang kita pernah kita rasakan selama ini. Jadi, jangan berburuk sangka dulu pada nasib, Iq. Bisa jadi ini adalah ujian sekaligus pengalaman yang penting bagi masa depan. Bismillaah. 

*edisi curhat buat memotivasi diri sendiri (dan barangkali orang lain yang baca). Soalnya akhir-akhir ini lagi down. Barangkali dengan curhat singkat kali ini, bisa buat hati tetap semangat. Hoho. 

Jon Connor ki sopoo. Ah, sing penting quote e apik. sumber: google

Friday, November 4, 2016

Selayang Pandang 4 November



Demo kali ini merupakan salah satu demo paling fenomenal di era Reformasi. Jumlahnya puluhan ribu orang (ada yang bilang ratusan ribu, belum teridentifikasi pasti). Hampir semua muslim, berpakaian putih, sampai ke peci. Dari berbagai daerah yang berbeda-beda. Tergabung dalam kelompok yang beragam pula. Demo ini tentunya meninggalkan kesan tersendiri bagi tiap-tiap yang terlibat di dalamnya. Contohnya saja:

1) Para pendemo. Ane membayangkan bahwa mereka pasti takjub dan terpana akan kemampuan umat Islam jika bersatu. Puluhan ribu orang bahkan mampu berdatangan dengan sukarela. Demi membela agama (katanya). Mereka bersatu padu dalam untaian dzikir dan takbir. Sayangnya, oknum tukang ribut masih bisa menyusup ke demo yang semula bertujuan damai ini. Kedepannya, jika para koordinator masing-masing kelompok masih bisa menjaga konsolidasi dan silaturrahim, maka bukan tidak mungkin, jika islam semisal diterpa isu miring, akan muncul pergerakan umat Islam sekaliber 4 November sekali lagi. Luar biasa.

2) Ahok. Ane jelas sulit membayangkan apa reaksi beliau. Karena belum ada satupun klarifikasi darinya. Tapi satu hal yang pasti, sekeras apapun prinsipnya, kedepan Ahok kemungkinan besar akan berfikir dulu sebelum berucap. Salah kata, “Dorr !” bisa digeruduk puluhan ribu massa. Haha. 

3) Para pemangku kebijakan. Kasihan mereka. Demo yang sebenarnya hanya bertujuan mengadili Ahok, juga malah mempengaruhi mereka. Sampai-sampai Menkopolhukam, Presiden, bahkan mantan presiden SBY, angkat bicara. (semoga ndak baper lagi ya pak BeYe). Ada juga ucapan-ucapan untuk sekalian melakukan revolusi, dengan cara menurunkan Pak Jokowi. Hmm, masih ada aja orang-orang yang pendek akal seperti ini. Kasihan yah.

4) Polisi dan Brimob. Mungkin merekalah MVP-nya jikalau demo ini sebuah pertandingan. Grup yang baru ane sadarin bahwa sabarnya kaga ketulungan. Diteriakin, diem. Dilemparin, nutupin badan pake perisai. Diajak ribut, ga bales. Semua semata karena perintah bos besarnya. Memang sih masih ada oknum-oknum yang tersulut emosinya, kemudian menembakkan gas air mata. Tapi mungkin karena situasi yang telah sangat menguras tenaga. Para pendemo dan polisi sama-sama kepanasan, capek, laper (mungkin). Jadi ribut deh. 

5) Para pedagang. Merekalah pihak yang rasanya paling gembira pada saat demo tadi. CNN memberitakan bahwa salah satu pedagang peci meraih omzet 4 juta rupiah melalui dagangannya. Alhamdulillah. Rejeki emang kaga kemana, bang ! ane bahkan sempat membayangkan para penjual minuman es, gorengan, makanan, kacamata hitam, gamis, rokok, bersuka ria. Semuanya gembira. Haha. 

6) Para karyawan kantoran dan korporat Jakarta. Pasti mereka pusing. Udah Jakarta macet, tambahin orang demo lagi. Kerjaan ikut-ikutan macet. Belum lagi kalo ribut, pulangnya gimana coba ? mau terbang pake baling-baling bambu ? 

7) Rakyat biasa seperti ane. Lanjut aja kegiatan sehari-hari. Sambil berharap yang terbaik buat negara tercinta :)